Peluang Efisiensi Penggunaan Dan Biaya Pupuk Pada Lahan Sawah Hasil Analisa Tanah (Kasus Di Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap)

Article History

Submited : June 25, 2020
Published : June 25, 2020

Tujuan pemetaan status hara adalah (1) memperoleh data dan informasi status hara P dan K tanah sawah, (2) Menghitung luasan lahan sawah tiap tingkat status P dan K. Manfaat yang diperoleh yaitu rekomendasi pemupukan P dan K padi sawah yang lebih rasional dan efisien, berdasarkan status hara tanah, yang dapat menghemat kebutuhan pupuk. Kegiatan pemetaan status hara P dan K lahan sawah pada tahun 2003 berlokasi di Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap. Metodologi yang dipakai meliputi : persiapan, pelaksaan pengambilan sampel tanah, pembuatan peta. Survei utama melakukan pengambilan sampel tanah individu dijadikan sampel tanah komposit, 1 sampel tanah komposit terdiri 10-15 sampel tanah individu. Jumlah sampel tanah komposit yang diambil sebanyak 156 sampel tanah komposit, data hasil analisis tanah dinilai kadar P dan K. Melalui 3 status (kriteria rendah, sedang dan tinggi). Hasil pemetaan status P dan K lahan sawah pada Kecamatan Maos sebanyak 156 sampel tanah status hara P sedang sampai tinggi, dari total sawah Kadar P sedang seluas 735,052 ha (36,204%) dengan kisaran 31 – 38 mg P205/100 gr ; serta status tinggi seluas 1258,282 ha (61,975%) dengan kisaran 50 – 77 mg P205/100 gr, sedangkan status hara K sedang sampai tinggi yaitu status sedang 1696,649 (79,750%) dengan kisaran 14-18 mg/100 dan status serta status tinggi 400,738 ha (20,250%) dengan kisaran 22 - 37 mg K20/100 gr. Dengan demikian pengeluaran biaya untuk pembelian pupuk SP-36 dapat dihemat sebanyak Rp.370.259.631,- / per musim tanam dan butuh biaya tambahan Rp.50 627 439,- dengan harga Rp. 2 100, sedangkan pengeluaran kebutuhan pupuk KCl dapat dihemat sebanyak 16.711.200 kg atau dapat dihemat sebesar Rp. 35.093.520,- per musim.

Abdurrahman S. 1993. Kalium Penyangga Produksi Padi lahan Sawah Tadah Hujan. Dalam Prosiding symposium Penelitian Pangan III. Jakarta/Bogor, 22-23 Agustus 1993.

Anis Fahri, Andareas MM, Jurnita Basah dan Agusni, 2002. Status hara P dan K Tanah sawah di Lampung. Dalam Prosiding Pengelolaan Hara P dan K Tanah Sawah. Balai Penelitian Tanah. Badan Litbang. Departemen Pertanian . Jakarta hal. 127-136.

Anonim, 1999. Laporan Kegiatan Pemantapan Program Uji Tanaman dan Analisis Tanaman di BPTP. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.

Ardjasa W.S, Moersidi.S dan Joko Santoso, 2000. Peranana Mikroba penambat N dan Pelarut P dari Pupuk Hayati E – 2001 dalam Peningkatan Efektifitas Pupuk dan Produktifitas Padi Sawah Siatem Tabella dan TOT pad Sawah Irigasi. Dalam Prosiding Pemanfaatan Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Ekoregional Sumatra-Jawa. Bandar Lampung 22-23 Maret 2000.
227

BPS Kabupaten Cilacap, 2000 a . Cilacap Dalam Angka. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Cilacap.

BPS Kabupaten Cilacap, 2000 e. Kecamatan Maos Dalam Angka. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Cilacap.

BPTP Jawa Tengah. 2003. Laporan Kegiatan Pemetaan Status Hara P dan K Sebagai Dasar Penyusunan Rekomendasi Pemupukan Padi sawah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Badan Litbang. Departemen Pertanian. Ungaran.

Budi Santosa. 2005. Pengaruh BO dan NPK terhadap hasil serat rosela dilahan Podsolik Merah Kuning Kalimantan Selatan. Jurnal Penelitian tanaman Industri . Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan . Bogor

Dobermann, A. and T. Fairhurst. 2000. Rice: Nutrient disorders and nutrient management. Potash and Phosphate Institute (PPI), Potash and Phospate Institute of Canada (PPIC), and International Rice Recearch Institute (IRRI).

E.S. Sutarta dan Winarna. 2002. Upaya Peningkatan Efisiensi dan Langkah Alternatif Pemupukan pada Tanaman Kelapa Sawit. Warta Pusat Penelitian Tanaman Kelapa Sawit. Medan

J. Sri Adiningsih, Sri Rochayati dan Mulyadi. 1989. Penelitian Efisiensi Pengunaan pupuk di Lahan SawahL. Prosiding Lokakarya Nasional Efisiensi Penggunaan Pupuk V. Pusat Penelitian tanah dan Asgroklimat Bogor

Moersidi, S.J., Prawira Sumantri, W Hartatik, A Pramudia dan M Sujadi, 1991. Evaluasi kedua keperluan fosfat pada lahan sawah Intensifikasi di Jawa. Pemberitaan penelitian tanah dan pupuk. Bogor

Nursyamsi, D., S. Rochayati, dan Sulaiman. 2001. Petujuk teknis kalibrasi uji tanah P dan K di lahan kering untuk tanaman jagung. Puslitbang Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Rosita, S.M.D., Mono Raharjo dan Kosasih. 2005. Pola Pertumbuhan dan erapan Hara NPK pad Tanaman Bangle (Zingiber purpureum Rox b.). Jurnal Penelitian tanaman Industri . Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan . Bogor

Soepartini, M., Sriwidati, ME. Suryadi, dan T. Prihatini. 1995. Evaluasi Kualitas dan sumbangan hara dari air pengairan di Jawa. Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk. 14; 25 – 31.

Puslittanak. 1992. Peta status K tanah sawah skala 1 : 250 000, edisi V. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Puslittanak. 1998. Peta status Hara tanah sawah skala 1 : 250 000, edisi V. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor.

Supadmo, H., Samijan, T.R. Prastuti, R Mahening, D Juanda, Hartoko MD. Pertiwi, S. Basuki dan J Pramono. 2001. Laporan kegiatan penyusunan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. Ungaran.
Jauhari, S., & Juanda J.S, D. (2020). Peluang Efisiensi Penggunaan Dan Biaya Pupuk Pada Lahan Sawah Hasil Analisa Tanah (Kasus Di Kecamatan Maos Kabupaten Cilacap). Agroland: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 13(3), 220 - 227. Retrieved from http://518849.wannyin.cyou/index.php/agrolandnasional/article/view/220
Fulltext