Inisiasi Tunas Nangka (Artocarpus heterophyllus L) Pada Kombinasi Benzylamino Purine (BAP) dan Nafthaleneacetic Acid (NAA) Secara In Vitro

Article History

Submited : September 17, 2020
Published : February 20, 2020

Keywords:

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi perlakuan terbaik pada inisiasi tunas nangka. Pada kombinasi BAP dan NAA secara in vitro.Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu.Dari bulan Mei sampai dengan Juli 2018.Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor.Faktor yang dicobakan adalah kombinasi dari BAP dan NAA. Konsentrasi BAP dan NAA terdiri empat taraf yaitu: 2 ppm BAP + 0,1 ppm NAA, 3 ppm BAP + 0,1 ppm NAA, 2 ppm BAP + 0,2 ppm NAA, dan 3 ppm BAP dan 0,2 ppm NAA. Hasil penelitian menunjukan  perlakuan kombinasi konsentrasi BAP 2 ppm dan NAA 0,1 ppm menghasilkan saat muncul tunas tercepat yaitu 12,2 hari dan jumlah tunas terbanyak pada konsentrasi BAP 2 ppm dan NAA 2 ppm yaitu: 2,10 pereksplan. Penambahan konsentrasi BAP dapat berpengaruh nyata terhadap inisiasi tunas nangka secara in vitro.

Adelina, 2009. Penentuan Studia Kemasakan Buah Nangka Toaya Melalui Kajian Morfologi Dan Fisiologi Benih. Media Litbang Sulteng, 2 (1):56-61.

Ali, J., Bantte, K., and Feyissa, T., 2016 Protocol Optimization For In Vitro Shoot Multiplication Of Jackfruit (Artocarpus heterophyllus L.), African. J. Of Biotechnology, 16(2), pp. 87-90.

Ardiana.D.w., 2009 Teknik Pemberian Benzil Amino Purin untuk Memacu Pertumbuhan Kalus dan Tunas pada Kotiledon Melon (Cucumis melon L.). Buletin Teknik Pertanian 14, no 2, hal: 50-53.

Ashrafuzzama M, Kar S, Khanam D, and Prodhan SH., 2012.In Vitro Regeneration and Multiplication Of Jackfruit (Artocarpus heterophyllus L.). Res. J. Of Biol, 2(2):59-65.

Basri, Z, & Muslimin, 2001, ‘Pengaruh Sitokinin Terhadap Organogenesis Krisan Secara In Vitro’ , Jurnal Agroland, 15, no. 4, hal, 164-170.

Basri, Z. 2004. Kultur Jaringan Tanaman. Universitas Tadulako Press, Palu.5

Gunawan, L. W. 1988. Teknik Kultur Jaringan. Bogor: Laboratorium Kultur Jaringan, PAU Bioteknologi, IPB. Diakses Pada Tanggal 16 Februari 2013.

Krikorian, A,D. 1994. Hormone In Tissue Culture and Micropogation In Plant Hormone. Phyclologic, Biochemistry and Moleculer Biology. Kluwer Academic Publisher, New York.

Sudarmadji, I. B. (2003).Analisa Bahan Makanan dan Pertanian (Edisi ke 2 ed., Vol. III). Yogyakarta, DIY, Indonesia: Liberty Yogyakarta. 2

Widyastuti dan Tjokrokusumo, 2001. Peranan Beberapa Zat Pengatur Tumbuh Tanaman Pada Kultur In Vitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 3(5): 55-63

Wattimena, G.A., 1988. Diktat Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Lab Kultur Jaringan.PAU Bioteknologi IPB. Bogor. 2

Yusnita, 2004. Kultur Jaringan: Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien. Agromedia Pustaka, Jakarta.5

Zhang and P.G. Lemaux. 2005. Molecular Aspect Of In Vitro Shoot Organogenesis. In R.N. Trigiano and D.J Gray: 173-185.
Sri Susanti, N. D., N .Barus, H., & Yusuf, R. (2020). Inisiasi Tunas Nangka (Artocarpus heterophyllus L) Pada Kombinasi Benzylamino Purine (BAP) dan Nafthaleneacetic Acid (NAA) Secara In Vitro. AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-Journal), 8(1), 192-197. Retrieved from http://518849.wannyin.cyou/index.php/agrotekbis/article/view/551
Fulltext