Pertumbuhan Bibit Manggis (Garcinia mangostana L.) Dari Sumber Benih Yang Berbeda Pada Berbagai Kosentrasi IBA

Article History

Submited : September 29, 2020
Published : February 20, 2020

Keywords:

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan komoditas buah ekspor. Indonesia mampu mengekspor manggis pada tahun 1999 sebanyak 4.743 Ton kemudian meningkat sebanyak 7.182 Ton pada tahun 2000. Mengetahui berbagai manfaat manggis maka dipandang perlu untuk mengkaji perbaikan budidaya melalui teknik mempercepat pertumbuhan dalam perbanyakan tanaman.  Perakaran  tanaman  manggis  sifatnya  sangat  lemah,  akibatnya pertumbuhannya  sangat  lambat,  oleh  sebab  itu  perlu  dicari  upaya   untuk mempercepat  pertumbuhan  dan  memperbaiki sistem  perakarannya. Usaha mempercepat dan  memperbanyak tumbuhnya akar, perlu ditambahkan dengan Zat Pengatur Tumbuh pada media tanam salah satunya  adalah jenis auksin yaitu IBA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui  pertumbuhan bibit manggis  dari sumber benih yang berbeda dengan pemberian IBA pada berbagai kosentrasi. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2016 sampai dengan bulan Januari 2017 bertempat di BBH Sidera, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Bibit manggis yang digunakan dalam penelitian ini berumur 5 bulan. Penelitian ini menggunaka Rancangan Acak Kelompok pola faktorial dengan dua faktor, yakni faktor pertama sumber benih yaitu Desa Labean (S1) dan Desa Tamarnja (S2) dan faktor kedua yaitu konsentrasi IBA yang terdiri atas 5 taraf yaitu 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm dan 200 ppm. Berdasarkan hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa kedua sumber benih tersebut tidak memperlihatkan adanya perbedaan pertumbuhan. Pengaruh perlakuan terbaik terdapat pada pada IBA dengan kosentrasi 150 ppm (I3).

Abidin, Z. 1990. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung.
Alqadri . 2016. Karakteristik Morfologi dan Anatomi Tanaman Manggis di Desa Batusuya dan Labean Kabupaten Donggala. Skripsi. Faperta Untad Palu.
Amien, S. 2005. Rekayasa genetika Pembentukan Biji apomiksis; Prospek pada Swasembada Varietas Unggul. Dalam Prosiding Simposisum PERIPI, 5– 7 Agustus 2004. IPB. Bogor. P. 462 – 466.
Basaria, A.K. dan P.V Rao.1998. Influence of IBA and Environmental Faktor on the Rejuvenation of Stems Cutting of Ramie (bohmeria Nivea Gaud). Trop. Agric. 65(1) 67-72.
Crowder, L.V. 1990. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. 499 hal Hal: 366-368, 372
Darjanto dan S. Satifah. 1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. Gramedia. Jakarta. 156 hal.
Dede, J. dan B. Cahyono. 2000. Manggis : Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta. 79 hal.
den Nijs, A.M.P. and G.E. van Dijk. 1993. Apomiksis. dalam M.D. Hayward, N.O. Bosemark and I. Ramagosa (eds.). Plant Breeding Principles and Prospects. Chapman and Hall. London. 357 p.
Erickson, E.H.and A.H. Atmowidjojo. 2001. Mangosteen (Garcinia mangostana). http://gears.tucson.ars.ag.gov/book/chap5/mangosteen.html. tanggal 14 Juli 2016.
Gardner, F. P., Pearce R. B. dan Mitchell, R. L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Indonesia University Press. Jakarta. 427 hal.
Gunarso, W. 1988. Sitogenetika. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 135 hal.
Hanna, W. W. 1991. Apomixis in crop plants – cytogenetic basis and role in plant breeding. dalam Gupta, P.K. and Tsuchiya. Chromosome Engineering in Plants: Genetics, Breeding, Evolution. Elsevier Science Publisher. Amsterdam. 630 p.
Harjadi, S.S. 1996. Pengantar Agronomi, Gramedia Pustaka Utara. Jakarta.
Heddy, S. 1989. Hormon tumbuhan. Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Rajawali Jakarta. Hal 3.
Hendaryono, D. P. S., dan A. Wijayanti. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius. Yogyakarta. Hal. 26, 34, 62-64
Intan, R, D, A. 2008. Peranan dan Fungsi fitohormon Bagi Pertumbuhan Tanaman. Makalah. Fakultas Pertanian. Universitas Pajajaran. 43 hal.
Jahier, J., A. M. Chevre, F. Eber, R. Delourme and A. M. Tanguy. 1996. Techniques of Plants Cytogenetics. Science Publisher Inc. Lebanon. 177 p.Jimmi Eristo dan Budiyati Ichwan, 2014. Pertumbuhan Bibit Manggis (Garcinia mangostana L.) pada Berbagai Konsentrasi Cycocel di Media Tumbuh Ultisol. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014 ISBN : 979-587-529.
Jimmi Eristo 1, Budiyati Ichwan.2014. Pertumbuhan Bibit Manggis (Garcinia mangostana L.) pada Berbagai Konsentrasi Cycocel di Media Tumbuh Ultisol. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014 ISBN : 979-587-529-9.
Kusumo, S. 1984. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Edt. 1. Yasaguna. Hal. 71
Mahadi, I. 2011. Pematahan Dormansi Biji kenerak (Goniothalamus umbrosusu) Menggunakan hormon 2,4-D dan BAP Secara Mikropropagasi. Sagu. Maret 2011. Vol.10 No.1:20-23.
Mansyah, E., A. Baihaki, R. Setiamihardja, J. S. Darsa dan Sobir. 2003. Variabilitas Fenotipik Manggis pada Beberapa Sentra Produksi di Pulau Jawa. Jurnal Holtikultura. 13(3) :147-156.
Montoso Gardens. 2007. Garcinia hombroniana (Clusiaceae). http://www. montosogardens.com/garcinia_hombroniana.htm. tanggal 23 Juni 2016.
Osman, M and A. R. Milan. 2006. Mangosteen (Garcinia mangostana L.). http://www.icuciwmi.org/files/Publications/Mangosteen_Monograph.pdf. tanggal 10 Juli 2016.
Ramlan. M. F., T.M.M. Mahmud, B. M. Hasan, M.Z. Karim. 1992. Studies on photosynthesis on young mangoeteen plants grown under several growth conditions. Acta Hort. 321: 482-489.
Reza, M., Wijaya dan E. Tuherkih. 1994. Pembibitan dan Pembudidayaan Manggis. Penebar Swadaya. Jakarta. 58 hal.
Reza, M., Wijaya, dan Enggis. 2000. Pembibitan dan Pembudidayaan Manggis. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Riyadi, I. 2014. Media Tumbuh : Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh dan Bahan-bahan Lain. Materi disampaikan pada Pelatihan Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan. BPBPI Bogor 19 – 23 Mei 2014. Hal
Rugaya.a.karyanto, dan Hafis Baihaqi.2014. Pemacuan Pertumbuhan Tunas pada pembibitan Manggis (Garcinia mangostana L.)dengan Pemberian Benzil-Adenin dan Teknik Penyemaian. Jurnal Penelitian.
Rukmana, R. 1995. Budidaya Manggis. Kansius. Yogyakarta. 54 hal.
Salim H.,Nyimas Myrna E.F. dan Yulia Alia. 2010. Pertumbuhan Bibit Manggis Asal Seedling (Garcinia mangostana L.) Pada Berbagai kosentrasi IBA. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. ISSN 0852-8349
Santoso, U., dan Fatimah, N. 2003. Kultur Jaringan Tanaman. Universitas Muhammadiyah Malang Press. Malang. p
Setyo, A.F. 2009. Analisis Aliran Perdagangan Manggis Indonesia. Skripsi. Jurusan Ekonomi dan Manajemen. IPB. p. 11.
Sudarmadji. 2003. Penggunaan Benzil Amino Purine Pada Pertumbuhan Kalus Kapas Secara In Vitro. Buletin Teknik Pertanian. 8 (1) : 8-10.
Sumatra Barat Menggunakan Teknik RAPD. Zuriat. 14 (1) : 35–44.
Sylvia, I. 2009. Pengaruh IBA dan NAA terhadap stek Aglonema Var, Donna Carmen dengan perendaman. Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB, Bogor.
Tridjaya, N.O. 2003. Kebijakan pemasaran komoditas manggis. Makalah Seminar Dukungan Kebijakan dan Teknologi Lepas Panen untuk Pengembangan Agribisnis Manggis. Serpong, 23 Desember 2003.
Wiebel. J., E. K. Chacko. W.J.S. Downton, B. S. Loveys, and P. Ludders. 1994.Carbohydrat levels and assimilate translocation in mangosteen (Garcinia mangostana L.). Gardenbauwissenschaf 60 (2): 90-94.

Wudianto, R. 1993. Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. P.T. Penebar Swadaya. Jakarta.
Patangke, J., Adelina, E., & Tambing, Y. (2020). Pertumbuhan Bibit Manggis (Garcinia mangostana L.) Dari Sumber Benih Yang Berbeda Pada Berbagai Kosentrasi IBA. AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-Journal), 8(1), 209-216. Retrieved from http://518849.wannyin.cyou/index.php/agrotekbis/article/view/563
Fulltext