RESPON KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA YANG DISEBABKAN JAMUR Collectothricum capsici

Article History

Submited : July 5, 2021
Published : December 28, 2020

Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percontohan Fakultas Pertanian,Universitas Tadulako dengan menanam tiga varietas  benih cabai rawit. Buah cabai rawit yang sehat dari tiga varietas selanjutnya di injeksikan di Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian,Universitas Tadulako.Penelitian ini berlangsung dari Agustus 2018 sampai selesai. Penelitian ini menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yakni C. capsici yang diinokulasikan pada 3 varietas cabai rawit. Tiap perlakuan terdiri dari tiga buah cabai  rawit untuk setiap varietas yang diuji dan diulang sebanyak 5 kali. Total buah cabai rawit yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 buah. Setelah diinfeksikan ke masing-masing varietas,  selanjutnya dilakukan pengamatan luas bercak  pada permukaan buah dan pertambahan luas bercak per hari selama 7 hari.

Berdasarkan hasil pengamatan luas bercak dan pertambahan luas bercak jamur C. capsici  selama 7 hari pengamatan pada masing-masing varietas cabai rawit, maka dapat dikatakan bahwa pada varietas cabai rawit Sonar lebih tahan terhadap serangan jamur C. capsici, dengan nilai rata-rata luas bercak 0,26 cm2 dengan pertambahan luas bercak 0,8 cm2/hari, dibandingkan dengan varietas  Cakra Putih dengan nilai rata-rata luas bercak 0,96 cm2 dengan pertambahan luas bercak 0,34 cm2/hari dan untuk varietas Nirmala nilai rata-rata luas bercak 1,10 cm2 dengan pertambahan luas bercak yang lebih cepat yaitu 0,34 cm2/hari. varietas cabai rawit Sonar lebih tahan terhadap penyakit antraknosa yang di sebabkan oleh cendawan C. capsici dibandingkan dengan varietas Cakra putih dan Nirmala.

Agrios, G, N. 1997. Ilmu Penyakit Tumbuhan Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. 713 hal.

Agrios, G.N. 2005. Plant Pathology. Fifth Edition. Academic Press. New York.P 903.
BPS. 2010. Statistik Indonesia. Biro Statistik. Jakarta. Jakarta

Nawangsih, A.A., H.P.Imdad., dan A.Wahyudi. 1995. Cabai Hot Beauty. Penebar Swadaya. Jakarta. 114 hlm.

Prasath, D. and V. Ponnuswami. 2008. Screening of chilli (Capsicum annuum L.) genotypes against Colletotrichum capsici and analysis of biochemical and enzymatic activities in inducing resistance. Indian Jurnal Genetika. 68 (3) : 344-346.

Semangun, H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. 4th ed. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 850 hal.

Suryaningsih, E. R., Sutarya, A.S. Duriat. 1996. p 64-83. Penyakit tanaman cabai merah dan pengendaliannya. Dalam. A. S. Duriat. A. Widjaya, W. H. Thomas, L. Prabaninsgrum (Eds.). Teknologi Produksi Cabai Merah. Balitsa Lembang.

Syukur M, Sujiprihati S, Koswara J, dan Widodo, 2009. Ketahanan terhadap Antraknosa yang Disebabkan oleh Colletotrichum acutatum pada Beberapa Genotipe Cabai (Capsicum annuum L.) dan Korelasinya dengan Kandungan Kapsaicin dan Peroksidase. J. Agron. Indonesia 37 (3) : 233 – 239 (2009).

Tjandra Yoga, 2011, Buku Saku Lintas Diare, Departement Kesehatan RI, Jakarta

Wahyudi, 2011. Panen Cabai Sepanjang Tahun. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Solikhah, F., Panggeso, J., Rosmini, R., & Valentino, V. (2020). RESPON KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA YANG DISEBABKAN JAMUR Collectothricum capsici. AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-Journal), 8(6), 1283 -. Retrieved from http://518849.wannyin.cyou/index.php/agrotekbis/article/view/888
Fulltext